Selasa, 10 November 2020

Peran Santri di Balik Hari Pahlawan




Kemenangan 10 November adalah bukti betapa besar peran Kiai dan para santri. Sebab karena merekalah, Hari Pahlawan hadir di muka bumi. 

Tak akan pernah ada 10 November tanpa gelombang 22 Oktober. Tak akan pernah ada Hari Pahlawan, tanpa Resolusi Jihad santri dan ulama yang digemakan KH. Hasyim Asy'ari. 

10 November bisa pecah dan bergema karena ada padatan-padatan semangat yang dihimpun para Kiai sejak 22 Oktober. Dan di sinilah, peran Kiai dan santri sangat menentukan kemenangan pada momen 10 November. 

Jauh-jauh hari sebelum meletus perang 10 November di Surabaya, Resolusi Jihad yang digemakan KH Hasyim Asy'ari benar-benar mampu membangkitkan patriotisme para santri, kiai dan akhirnya masyarakat umum. 

Selain Syaikhona Hasyim Asy'ari, sesungguhnya ada dua nama Kiai lain yang amat berperan dalam perang 10 November. Beliau berdua adalah KH. Abdullah Abbas Buntet Cirebon dan KH. As'ad Syamsul Arifin Situbondo. 

Sebenarnya ada banyak daftar nama Kiai yang berperan besar. Namun, Mbah Abbas dan Mbah As'ad adalah sosok konseptor. Beliau yang menghimpun sekaligus menggerakkan spirit dan gelombang heroisme masyarakat dan para santri, dari dua arah mata angin. 

Mbah Abbas dari sisi barat Surabaya dan Mbah As'ad dari sisi timur Surabaya. Dari dua kutub itu, energi para santri bergerak menuju Surabaya, menuju kemenangan yang kelak kita kenang sebagai Hari Pahlawan. 

Selain itu, Mbah Abbas dan Mbah As'ad memang masyhur sebagai sosok digdaya. Mbah Abbas terutama, sangat masyhur memiliki pemahaman ilmu fiqih beserta bermacam kedigdayaan olah fisik dan olah batin. Mbah Abbas adalah sosok Kiai keramat. 

Maka tak heran jika Sekutu, dalam hal ini Inggris, kalang kabut kala melawan para santri dan jihadis di Surabaya. Bahkan, perang 10 November jadi momen pertama Inggris kehilangan jendral besarnya di dalam sebuah peperangan. 

Inggris lupa bahwa yang dihadapi mereka bukan sekadar tentara. Tapi tentara langit. Kiai dan santri adalah sosok-sosok yang mampu menghadirkan pertolongan samawi melalui doa dan sholawat. 

Perang dan kemenangan 10 November adalah bukti betapa doa dan safaat Kanjeng Nabi Muhammad Saw begitu dekat pada permohonan kita. Pada permohonan Kiai dan santri. 

10 November ini, harusnya tak sekadar diperingati sebagai Hari Pahlawan. Tapi juga diperingati sebagai hari betapa besar peran Kiai dan para santri. Sebab karena merekalah kemenangan 10 November hadir di muka bumi. 

Berbanggalah wahai para santri di manapun kamu berada. Sebab para santri ada di tiap sulur-sulur semangat Hari Pahlawan. Kamu ada di tiap nadi semangat hari kemenangan. 

Ya, kamu (yang membaca tulisan ini), adalah pahlawan. Setidaknya bagi orang terdekat dan dirimu sendiri.