Sabtu, 14 November 2020

Gelak Haru Hari Guru dan Hari Pahlawan di Ponpes Ar-Ridwan Al Maliky



Sebuah momen ketika menahan jatuhnya air mata lebih sulit dibanding menahan jatuhnya air hujan. Saat hujan turun, kita bisa berteduh. Tapi saat air mata yang turun, ia pasti akan dlewar-dlewer begitu saja. 

Santri dan pengurus Ponpes Ar-Ridwan Al Maliky peringati Hari Pahlawan dan Hari Guru Nasional di aula Masjid Sayyid Abbas pada (14/10/2020). Dalam peringatan tersebut, santri memberikan persembahan pada pengasuh dan asatidz sebagai simbol rasa takdhim. 

Dalam acara yang dimulai sejak pukul 08.00 pagi tersebut, bermacam penampilan seni dari perwakilan kelas 7, kelas 8, hingga kelas 9 mampu membetot rasa haru dalam hati para penonton, termasuk pengurus dan para pengajar. 

Guru memang pahlawan. Karena itu, benar adanya jika peringatannya dijadikan satu dengan Hari Pahlawan. Dan wajar jika dalam acara tersebut, keharuan mendominasi suasana. 

Rasa haru tak segera usai, karena pasca acara pentas ditutup, kegiatan pemotongan tumpeng dan ramah tamah justru kian memperkuat keharuan. Sementara lagu Man Ana terus mengalun mendramatisir melankoli suasana. 

Tetes-tetes air mata haru terlihat menggenang di mana-mana. Ada yang mengucur di pipi para santri, tersembunyi di balik baju, hingga tergenang di dalam hati pengasuh dan ustad-ustadzah. 

Dalam momen tersebut, menahan jatuhnya air mata memang lebih sulit dibanding menahan jatuhnya air hujan. Saat hujan tiba, kita bisa berteduh. Tapi saat air mata yang tiba, tak ada peneduh yang mampu memayunginya, kecuali pipi kita masing-masing. 

Hanya mereka yang berhati lembut yang mudah tersentuh hatinya. Dan saat acara peringatan Hari Guru dan Hari Pahlawan ini, semua hadirin hatinya menjadi lembut. Penuh pemakluman dan penuh kasih sayang. 

Peringatan Hari Guru dan Hari Pahlawan di Ponpes Ar-Ridwan Al Maliki tak hanya menunjukan betapa guru memang seorang pahlawan. Lebih dari itu, semua ini menunjukan bahwa rasa takdhim pada guru dan kasih sayang pada santri adalah inti dari pendidikan.