Dengan semangat Sansaqa (Santri Ar-Ridwan Sahabat Al Qur'an), para santri kembali ke pondok demi menggembleng diri mencintai Al Qur'an.
Sebagai pondok pesantren dengan program unggulan Tahfidzul Qur'an, berdekatan dan berproses dengan Al Qur'an tentu hal yang rutin. Setiap hari, para santri Markaz Ridwan Romly Al Maliki nglalar hafalan.
Sejak kegiatan belajar mengajar dimulai kembali pada pekan pertama Agustus 2020 lalu, para santri Ar-Ridwan langsung melakukan drilling wirid dan baca Qur'an. Sebab, libur panjang sangat berpengaruh pada kedekatan para santri terhadap giat nglalar hapalan.
Menjadi penghapal Al Qur'an (hafids) adalah cita-cita yang amat mulia. Tentu bukan sekadar cita-cita urusan dunia, tapi cita-cita berorientasi bekal akhirat. Tak sembarang orang bisa ditakdir menyandangnya.
Mereka yang menyimpan Al-Qur'an di dalam hati (baik sekadar suka membaca apalagi menghafalkannya), niscaya neraka tak berani mendekatinya. Sebuah bukti betapa hormatnya api neraka pada Al-Quran.
Karena itu, mereka yang membaca, apalagi menghafal Al-Qur'an, sudah barang tentu menjadi sosok yang amat spesial. Sosok yang soleh secara ritual sekaligus soleh secara sosial.
Di Markaz Ridwan Romly Al Maliki, para santri belajar Al-Qur'an. Belajar mencintainya. Belajar membacanya dan belajar menghafalkannya. Membaca dan menghafal Al-Qur'an menjadi rutinitas harian di pondok.
Dengan semangat Sansaqa, para santri terus berupaya mencintai dan mempelajari Al-Qur'an.